Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah
swt yang wajib disyukuri. Disamping itu sehat juga adalah obsesi setiap
insane berakal; tak seorang manusia pun yang tidak ingin selalu sehat,
agar tugas dan kewajiban hidup dapat dilaksanakannya dengan baik.
Meskipun nikmat merupakan kebutuhan fitrah manusia dan nikmat Allah,
tetapi banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini,
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw :
“Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat dan
peluang kesempatan” (HR Imam Bukhari).Karenanya kesehatan salah satu
perkara yang diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah
swt, seperti dalam hadits Nabi : “Nikmat yang pertama ditanyakan kepada
setiap hamba pada hari Kiamat dengan pertanyaan “Tidakkah telah Kami
sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan (kenyangkan) kamu dengan air
yang sejuk” (HR Imam Tirmizi).
Faktor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan (yang
utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik
semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh paling besar terhadap status kesehatan tetap saja ditentukan
oleh manusia. Manusialah yang paling memiliki kemampuan untuk
memperlakukan dan menata lingkungan hidup.
Diantara perhatian Islam kepada kesehatan, adalah perintah dan
anjuran menjaga kebersihan. Demikian dapat dipahami, jika pembahasan
ulama fiqh dalam khazanah intelektual mereka selalu diawali dengan “Bab
Thaharah” Bahasan mengenai kesucian atau kebersihan, bersih dari
hadats besar dengan mandi junub, atau hadats kecil dengan berwudhu,
bersih dari najis dan kotoran.
Allah juga berfirman : “Dan pakaianmu bersihkanlah” (QS al-Mudatsir:
4). “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
mensucikan diri (QS al-Baqarah: 222). “Di dalamnya (mesjid) terdapat
orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri, sesungguhnya Allah
suka kepada orang-orang yang selalu membersihkan diri” (QS at-Taubah:
108).
Demikian Rasulullah mengarahkan di banyak hadits-hadits beliau, antara lain:
- “Kebersihan adalah sebagian daripada iman” (HR. Imam Muslim).
- “Kewajiban setiap muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari untuk mencuci rambut dan badannya” (HR. muttafaq ‘alaihi).
- “Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya ia merawatnya dengan baik” (HR. Abu Daud).
- “Sesungguhnya Allah Maha Indah mencintai keindahan, Allah Maha Baik menyukai kebaikan, Allah Maha Bersih mencintai kebersihan. Karena itu bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian seperti orang-orang Yahudi” (HR.Tirmizi).
- “Barangsiapa yang mengganggu orang-orang Islam di jalan tempat mereka lewat, dia mesti mendapatkan laknat” (HR. Thabrani).
Proses Medis, Menjaga Kesehatan dan Obat-obatan & Takdir Allah.
Persepsi yang keliru tentang takdir mengakibatkan sikap anti usaha dan
tidak semangat terhadap upaya-upaya produkti. Dalam hal kesehatan dan
proses medis, ada yang beranggapan salah bahwa usaha itu bertentangan
dengan takdir (ketentuan Allah).
Ketika ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang
pengobatan, katanya: “Wahai Rasulullah, apakah obat-obatan, usaha
menjaga kesehatan, tindakan preventif dari penyakit, merupakan
penolakan terhadap takdir Allah ? Rasulullah saw menjawab: “ Semua itu
adalah takdir Allah juga (HR ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).
Tidak sekedar anjuran teoritis, Rasulullah saw pernah memanggil
tabib (dokter) untuk mengobati Ubay bin Kaab. Rasulullah saw sendiri
mendatangi seorang tabib saat sakit dan mengatakan:
“Siapa di antara kalian yang paling pandai dalam ilmu pengobatan ?
Salah seorang mereka berkata: Apakah ilmu pengobatan (kedokteran) ada
manfaatnya wahai Rasulullah ? Rasulullah saw menjawab: Dzat yang
menurunkan penyakit telah pula menurunkan obatnya” (HR. Imam Malik
dalam kitab al-muwatha’).
“Setiap penyakit itu ada obatnya, apabila penyakit itu telah kena obat,
ia akan sembuh dengan izin Allah swt” (HR Imam Muslim dan Ahmad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar